KADAR AIR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
. Air merupakan salah satu unsur penting dalam bahan
makanan. Meskipun bukan merupakan sumber nutrien seperti bahan makanan yang
lain, namun air sangat penting dalam proses biokimiawi bagi makhluk hidup. Air
sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang seperti pertanian, pengolahan makanan
dan sebagai air minum. Akan tetapi, air yang pada bahan pangan juga dapat
mengakibatkan cepat rusaknya bahan tersebut, terutama kandungan air bebas pada
bahan yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk tumbuh, dan biasanya akan
cepat merusak bahan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan kadar
air beberapa pangan dan hasil pertanian menggunakan metode
pengeringan/ oven (Thermogravimetri).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan bahan
yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya tidak pernah dapat
digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan
karena air dapat mempengaruhi penampakannya, tekstur, serta cita rasa makanan
kita, bahkan dalam bahan makanan kering sekalipun, seperti buah kering, tepung,
serta biji-bijian terkandung air dalam jumlah tertentu (Winarno, 1989).
Suatu bahan yang telah
mengalami pengeringan ternyata lebih bersifat higroskopis dari pada bahan
asalnya. Oleh karena itu selama pendinginan sebelum penimbangan, bahan selalu
ditempatkan dalam ruang tertutup yang kering, misalnya dalam eksikator atau
desikator yang telah diberi zat penyerap air. Penyerapan air/uap air ini dapat
menggunakan kapur aktif, asam sulfat ; silika gel, alumunium oksida, kalium
klorida, kalium hidroksida, kalium sulfat atau barium oksida (Nazaruddin,
2000).
Di dalam bahan
pangan terdapat air dalam bentuk (1) Air Bebas, yaitu air yang berada di
permukaan benda padat dan sifatnya mudah diuapkan, (2) Air terikat, yaitu air
yang terikat secara fisik menurut sistem kapiler atau air absorpsi karena adanya
tenaga penyerapan, (3) Air terikat secara kimia, yaitu air yang berada dalam
bahan dalam bentuk air kristal dan air yang terikat dalam system dispersi
koloid. Peranan air dalam bahan pangan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi aktivitas metabolisme seperti misalnya aktivitas enzim, aktivitas
mikroba, dan aktivitas kimiawi, yaitu terjadinya ketengikan, dan reaksi-reaksi
nonenzimatis, sehingga menimbulkan perubahan sifat-sifat organoleptik,
penampakan, tekstur dan citarasa serta nilai gizinya. Cara mencegah pertumbuhan
mikroba dapat dilakukan dengan cara mengganggu lingkungan hidupnya, dengan cara
mengubah suhu, kadar air substrat (aw), pH, kadar oksigen, komposisi substrat,
serta penggunaan bahan pengawet anti mikroba (Muchtadi, 2003).
Salah satu metode
penentuan kadar air yang sederhana dan banyak digunakan untuk produk pangan
adalah metode pengeringan atau metode oven (thermogravimetri). Pada metode ini
sampel dibiarkan dalam alat pengering (oven) pada suhu 70-1050C.
Kelebihan metode ini adalah prosedurnya yang sederhana dan data yang diperoleh
cukup baik dan akurat. Tetapi, waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan sampel
cukup lama dan pada sampel yang mempunyai kadar gula tinggi sangat sulit
dilakukan pengeringan (Anonim, 2009a).
Di dalam analisis
bahan pangan, biasanya kadar air bahan dinyatakan dalam persen berat kering.
Hal ini disebabkan perhitungan berdasarkan berat basah mempunyai kelemahan
yaitu berat basah bahan selalu berubah-ubah setiap saat, sedangkan berat bahan
kering selalu tetap. Metode pengukuran kadar air yang umum dilakukan di
Laboratorium adalah metode oven atau dengan cara destilasi. Pengukuran kadar
air secara praktis di lapangan dapat dilakukan dengan menggunakan moisture
meter yaitu alat pengukur kadar air secara elektronik (Adnan, 2005).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 1 April 2011, pukul 14.00-16.00 WITA, bertempat di Laboratorium
Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2
Alat dan Bahan Praktikum
a. Alat-alat
Praktikum
Adapun alat-alat yang dipergunakan dalam pelaksanaan
praktikum ini ialah botol timbang, sendok, timbangan analitik, oven pengering,
dan eksikator.
b. Bahan-bahan
Praktikum
Adapun bahan-bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
praktikum ini ialah biskuit Crispy dan
rumput laut kering.
3.3
Prosedur Kerja
1. Ditimbang bahan sebanyak 2 gram dalam botol timbang yang
sudah diketahui beratnya.
2. Dimasukkan ke dalam oven pengering dan dikeringkan pada
suhu 100-105°C selama 4 jam.
3. Didinginkan dalam eksikator dan ditimbang.
4. Dikeringkan kembali dalam oven selama 30 menit.
5. Didinginkan dalam eksikator dan ditimbang.
6. Dihitung kadar air berdasarkan berat basah (bb) yaitu:
Dimana: a = berat botol timbang + berat bahan sebelum
dikeringkan
b = berat botol timbang + berat bahan sesudah dikeringkan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
DAN PERHITUNGAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasi
Pengamatan Kadar Air Biskuit Crispy dan Rumput Laut Kering
Kelompok
|
Berat bahan + botol sebelum dikeringkan
|
Berat bahan + botol sesudah dikeringkan
|
% bb
|
I
|
28,2769 gram
|
28,2231 gram
|
0,190 %
|
II
|
31,3696 gram
|
31,3145 gram
|
0,176 %
|
III
|
35,6066 gram
|
35,5441 gram
|
0,176 %
|
IV
|
31,166 gram
|
30,3615 gram
|
2,581 %
|
V
|
33,3099 gram
|
32,5185 gram
|
2,376 %
|
VI
|
26,7966 gram
|
26, 0213 gram
|
2, 893 %
|
4.2 Hasil Perhitungan
itung sendiri!!!
BAB V
PEMBAHASAN
Penentuan kadar air atau analisa kadar air suatu bahan
sangat penting dilakukan guna mengetahui seberapa besar atau seberapa banyak
persentase air pada bahan pangan atau hasil pertanian karena salah satu medium
tumbuh mikroorganisme pada bahan adalah air sehingga untuk meminimalkan resiko
yang dapat ditimbulkan oleh mikroorganisme terhadap bahan pangan perlu
dilakukan analisa kadar air terhadap suatu bahan.
Dalam praktikum kali ini dilakukan pengamatan atau
pengukuran kadar air pada biskuit crispy dan rumput laut kering. Untuk
menentukan kadar air dari kedua bahan tersebut dilakukan pengukuran kadar air
dengan menggunakan metode pengeringan/ oven ( thermogravimetri ).
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan setelah
penimbangan berat bahan setelah dikeringkan, rata-rata kadar air rumput laut
kering lebih tinggi daripada biskuit crispy dikarenakan bahan baku dari biskuit
crispy cendrung kering atau memilki kadar air yang sangat rendah dibandng
dengan rumput laut kering yang cendrung lebih basah dan lebih dapat mengikat
air lebih kuat dibandingkan dengan biskuit crispy. Ini juga dapat dilihat dari
cara pengolahannya, biskuit crispy pada pengolahannya lebih kering dibandingkan
dengan rumput laut yang lebih higroskopis rata-rata kadar air dari biskuit
crispy adalah 0,180% sedangkan kadar air rata-rata rumput laut adalah 2,616 %.
Adapun faktor
lain yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan kadar air suatu bahan selain
bahan baku, cara pengolahan bahan juga sangat berpengaruh pada kandungan air
suatu bahan, kelembaban udara juga dapat berpengaruh terjadinya perbedaan kadar
air pada suatu bahan serta suhu pengeringan bahan dapat juga berpengaruh pada
perbedaan kadar air bahan.
BAB
VI
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kadar air suatu bahan sangat
penting dianalisa untuk mengetahui perlakuan yang tepat terhadap bahan.
2. Penentuan kadar air suatu bahan dapat dilakukan dengan
metode thermogravimetri.
3. Kadar air rumput laut lebih tinggi daripada biskuit
crispy.
4. Kelembaban udara dan suhu pengeringan dapat mempengaruhi
kadar air suatu bahan.
laludanu99.blogspot.com
gk ad dftr pustkanya kah?
BalasHapus